Jumat, 19 Juli 2013

wanita penghibur di madiun

sedihnya : Jugun Ianfu, Wanita Penghibur Saat Penjajahan Jepang - 
Jugun Ianfu adalah istilah Jepang terhadap perempuan penghibur tentara kekaisaran Jepang dimasa perang Asia Pasifik, istilah asing lainnya adalah Comfort Women. Pada kenyataannya Jugun Ianfu bukan merupakan perempuan penghibur tetapi perbudakan seksual yang brutal, terencana, serta dianggap masyarakat internasional sebagai kejahatan perang.

Diperkirakan 200 sampai 400 ribu perempuan Asia berusia 13 hingga 25 tahun dipaksa menjadi budak seks tentara Jepang.

Mengapa Jugun Ianfu diciptakan?
Melakukan invansi ke negara lain yang mengakibatkan peperangan membuat kelelahan mental tentara Jepang. Kondisi ini mengakibatkan tentara Jepang melakukan pelampiasan seksual secara brutal dengan cara melakukan perkosaan masal yang mengakibatkan mewabahnya penyakit kelamin yang menjangkiti tentara Jepang.

Hal ini tentunya melemahkan kekuatan angkatan perang kekaisaran Jepang. Situasi ini memunculkan gagasan untuk merekrut perempuan-perempuan lokal , menyeleksi kesehatan dan memasukan mereka ke dalam Ianjo-Ianjo sebagai rumah bordil militer Jepang.

Bagaimana mereka direkrut?
Mereka direkrut dengan cara halus seperti dijanjikan sekolah gratis, pekerjaan sebagai pemain sandiwara, pekerja rumah tangga, pelayan rumah makan dan juga dengan cara kasar dengan menteror disertai tindak kekerasan, menculik bahkan memperkosa di depan keluarga.

Siapa yang merekrut mereka?
Militer Jepang, sipil Jepang, pejabat lokal sepeti bupati, camat, lurah dan RT.

Dari mana asal Jugun Ianfu?
Mereka berasal dari Korea Selatan, Korea Utara, Cina, Filipina, Taiwan, Timor Leste, Malaysia, dan Indonesia. Sebagian kecil di antaranya dari Belanda dan Jepang sendiri. Mereka dibawa ke wilayah medan pertempuran untuk melayani kebutuhan seksual sipil dan militer Jepang baik di garis depan pertempuran maupun di wilayah garis belakang pertempuran.

Siapakah Jugun Ianfu Indonesia?

Sebagian besar perempuan-perempuan yang berasal dari pulau Jawa yang dijadikan Jugun Ianfu seperti Mardiyem, Sumirah, Emah Kastimah, Sri Sukanti, hanyalah sebagian kecil Jugun Ianfu Indonesia yang bisa diidentifikasi. Masih banyak Jugun Ianfu Indonesia yang hidup maupun sudah meninggal dunia yang belum terlacak keberadaannya.

Bagaimana mereka diperlakukan?
Mereka diperkosa dan disiksa secara kejam. Dipaksa melayani kebutuhan seksual tentara Jepang sebanyak 10 hingga 20 orang siang dan malam serta dibiarkan kelaparan. Kemudian di aborsi secara paksa apabila hamil. Banyak perempuan mati dalam Ianjo karena sakit, bunuh diri atau disiksa sampai mati.

Kapan dan dimana ?
Ianjo pertama di dunia dibangun di Shanghai, Cina tahun 1932. Pembangunan Ianjo di Cina dijadikan model untuk pembangunan Ianjo-Ianjo di seluruh kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia sejak pendudukan Jepang tahun 1942-1945 telah dibangun Ianjo diberbagai wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Jawa, Nusa Tenggara, Sumatra, Papua.

Apa yang terjadi setelah perang?

Setelah perang Asia Pasifik usai Jugun Ianfu yang masih hidup didera perasaan malu untuk pulang ke kampung halaman. Mereka memilih hidup ditempat lain dan mengunci masa lalu yang kelam dengan berdiam dan mengucilkan diri. Hidup dalam kemiskinan ekonomi dan disingkirkan masyarakat. Mengalami penderitaan fisik, menanggung rasa malu dan perasaan tak berharga hingga akhir hidupnya.

Siapa yang bertanggung jawab atas sistem perbudakan terencana ini?

Kaisar Hirohito merupakan pemberi restu sistem Jugun Ianfu ini diterapkan di seluruh Asia Pasifik. Para pelaksana di lapangan adalah para petinggi militer yang memberi komando perang. Maka saat ini pihak yang harus bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan ini adalah pemerintah Jepang.

Bagaimana sikap pemerintah Jepang masa kini?
Pemerintah Jepang masa kini tidak mengakui keterlibatannya dalam praktek perbudakan seksual di masa perang Asia Pasifik. Pemerintah Jepang berdalih Jugun Ianfu dikelola dan dioperasikan oleh pihak swasta. Pemerintah Jepang menolak meminta maaf secara resmi kepada para Jugun Ianfu.

Kendatipun demikian Juli 1995 Perdana Menteri Tomiichi Murayama pernah menyiratkan permintaan maaf secara pribadi, tetapi tidak mewakili negara Jepang. Tahun 1993 Yohei Kono mewakili sekretaris kabinet Jepang memberikan pernyataan empatinya kepada korban Jugun Ianfu. Namun pada Maret 2007 Perdana Menteri Shinzo Abe mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dengan menyanggah keterlibatan militer Jepang dalam praktek sistem perbudakan seksual.

Bagaimana sikap politik pemerintah Indonesia?
Pemerintah Indonesia menganggap masalah Jugun Ianfu sudah selesai, bahkan mempererat hubungan bilateral dan ekonomi dengan Jepang paska perang Asia Pasifik. Namun hingga kini banyak organisasi non pemerintah terus memperjuangkan nasib Jugun Ianfu dan terus melakukan melobi ke tingkat internasional untuk menekan pemerintah Jepang agar menyelesaikan kasus perbudakan seksual ini. Kemudian upaya penelitian masih terus dilakukan untuk memperjelas sejarah buram Jugun Ianfu Indonesia, berpacu dengan waktu karena para korban yang sudah lanjut usia

Bagaimana sikap masyarakat Indonesia?
Banyak masyarakat yang merendahkan, serta menyisihkan para korban dari pergaulan sosial. Kasus Jugun Ianfu dianggap sekedar “kecelakaan” perang dengan memakai istilah “ransum Jepang”. Mencap para korban sebagai pelacur komersial. Banyak juga pihak-pihak oportunis yang berkedok membela kepentingan Jugun Ianfu dan mengatasnamakan proyek kemanusiaan, namum mereka adalah calo yang mengkorupsi dana santunan yang seharusnya diterima langsung para korban.

Apakah AWF?
Juli 1995 Asian Women’s Fund (AWF) didirikan oleh organisasi swasta Jepang. Organisasi ini dituduh sebagai “agen penyuap” untuk meredam protes masyarakat internasional dan tidak mewakili pemerintah Jepang secara resmi. Di masa pemerintahan Soeharto Tahun 1997 Menteri Sosial Inten Suweno menerima dana santunan bagi para korban sebesar 380 juta yen yang diangsur selama 10 tahun. Namun banyak para korban menyatakan tidak pernah menerima santunan tersebut.

Apa yang dituntut para korban?
1. Pemerintah Jepang masa kini harus mengakui secara resmi dan meminta maaf bahwa perbudakan seksual dilakukan secara sengaja oleh negara Jepang selama perang Asia Pasifik 1931-1945.
2. Para korban diberi santunan sebagai korban perang untuk kehidupan yang sudah dihancurkan oleh militer Jepang.
3. Menuntut dimasukkannya sejarah gelap Jugun Ianfu ke dalam kurikulum sekolah di Jepang agar generasi muda Jepang mengetahui kebenaran sejarah Jepang.

Bagaimana sikap masyarakat internasional?
Tahun 1992, untuk pertama kalinya Kim Hak Soon korban asal Korea Selatan membuka suara atas kekejaman militer Jepang terhadap dirinya ke publik. Setelah itu masalah Jugun Ianfu terbongkar dan satu persatu korban dari berbagai negara angkat suara. Kemudian tahun 2000 telah digelar Tribunal Tokyo yang menuntut pertanggung jawaban Kaisar Hirohito dan pihak militer Jepang atas praktek perbudakan seksual selama perang Asia Pasifik.

Tahun 2001 final keputusan dikeluarkan di Tribunal The Haque. Setelah itu tekanan internasional terhadap pemerintah Jepang terus Dilakukan. Oktober 2007 kongres Amerika Serikat mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang menekan pemerintah Jepang memenuhi tanggung jawab politik atas masalah ini .

Wanita Panggilan di Terminal Madiun
Rutin satu bulan sekali saya mengisi kajian di Madiun. Karena acaranya pagi hari, pukul setengah delapan, biasanya saya di terminal Madiun pagi menjelang subuh dengan estimasi keberangkatan dari Surabaya pukul 01.00 dini hari. 

Seraya menanti salat subuh saya usahakan mandi di kamar mandi terminal, tak jauh dari mushala. Betapa kagetnya saya ketika tahu di kanan kiri tembok banyak sekali coretan bolpoin dan spidol. Kebanyakan tulisan adalah ’wanita panggilan, nama dan nomor HP. Siap 24 jam'. Wuihh…

Tak hanya wanita yang menuliskan namanya di tembok, para gay juga menuliskan namanya besar-besar di sana. Usai salat subuh, ketika panitia datang menjemput saya sempatkan bertanya, apakah tulisan di kamar mandi semacam itu lazim di kamar mandi terminal Madiun? Dia menjawab, tak hanya di terminal Madiun, semua terminal yang kamar mandinya tak terpisah antara laki-laki dan perempuan selalu ada hal yang sama.

Maka, sekembali ke Surabaya, saya ingin mengecek kamar mandi Bungurasih, apakah benar prediksi yang disampaikan panitia. Hasilnya tak sepenuhnya benar, karena kamar mandi di terminal Bungurasih terpisah antara pria dan wanita. Yang ada di sana hampir semua nama dan nomor HP para gay. Saya tidak tahu apakah yang terjadi di kamar mandi wanita. Mungkin saja sama.

Lalu bagaimana dengan toilet di bandara internasional Juanda Surabaya? Saya melihatnya ada satu atau dua coretan yang kalau dibiarkan mungkin saja akan segera meraja lela. Hmm....

Arif Khunaifi
Santri Ma'had TeeBee Indonesia


sumber : http://surabaya.tribunnews.com/2012/04/23/wanita-panggilan-di-terminal-madiun '/>

wanita penghibur di palembang

hati2 11 Wanita Penghibur Dan 5 Pasum Terjaring 
Sat Pol PP Kota Palembang kembali menggelar razia, Senin (01/10), mulai pukul 21.00 WIB. Sasaran razia kali ini, sejumlah tempat hiburan malam seperti kafe hingga penginapan. Dalam razia ini, Sat Pol PP mengamankan 11 wanita penghibur, lima pasangan mesum (Pasum) dan dua pria hidung belang tak memiliki kartu identitas diri (KTP).

Kafe-kafe yang didatangi, Indah Kafe Jalan Lingkar, Dempo Luar; Gugun Kafe Jalan Letda A Rozak, Kafe Star Nike. Razia dilanjutkan ke Penginapan Solo III kawasan Kuburan Cina Jalan Sukabangun II, Penginapan Himalaya, Penginapan Timur di Jalan Letda Harun Sohar, Penginapan Sawah Besar, Sekip. Terakhir razia terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang menjual tuak dan Kafe CK di simpang Sekip.

Mereka yang terjaring langsung digelandang ke Mako Sat Pol PP Kota Palembang. Menurut Apriyani, dirinya terpaksa melakoni pekerjaan itu, karena tak ada pilihan. ‘’Aku janda satu anak, Cuma lulusan SD. Kalau tak kerja begini, kerja apa lagi. Kerja di Kafe Gugun Kandang Kawat itu sudah dua bulan,” ungkap perempuan yang mengaku tinggal di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan SU I ini.

Kasat Pol PP Kota Palembang Drs Aris Saputra, menegaskan bahwa warga Kota Palembang wajib memiliki KTP. ‘’Bagi yang berusia diatas 18 tahun, wajib memiliki KTP. Kalau masih tak punya, artinya menyepelekan pemerintah. Semuanya akan disidang Yustisi. Bagi yang pacaran dan mesum, kita anjurkan untuk menikah saja, agar lebih aman, tidak dikejar petugas dan tak jadi tontonan masyarakat,” tegasnya. (adi)

hati2 Difitnah Sebagai Wanita Penghibur, Mahasiswi Lapor Polisi
tak terima difitnah sebagai wanita penghibur lewat chating BlackBerry Messenger (BBM), Nani (18), mahasisiwi PTS, melapor ke SPKT Polresta Palembang, Minggu (13/5/2012).

Kepada petugas penerima laporan, Nani melaporkan temannya yakni Ag (19) yang juga seorang mahasiswa.
Berdasarkan LP/BÂȘ1237/V/2012/SUMSEL/RESTA, Nani mengatakan terlapor Ag telah memfitnahnya melalui chat BBM yang disebarkan kepada teman-teman Nani.

Chat BBM dilakukan terlapor Ag pada Sabtu (12/5/2012) pukul 10.21 WIB.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting melalui Kasat Reskrim Kompol Djoko Julianto, membenarkan telah menerima laporan dari terlapor yang mengaku menjadi korban fitnah.
BERITA LAINNYA

sumber berita ;
http://id.berita.yahoo.com/difitnah-sebagai-wanita-penghibur-mahasiswi-lapor-polisi-003406338.html '/>

wanita penghibur di jakarta

hati-hati : Wanita Penghibur Tewas di Kamar Kos
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Wanita bernama Yenni (30), yang berprofesi sebagai wanita penghibur, ditemukan tewas di kamar kosnya, Jalan Mangga Besar Dalam I, Gang Masjid, RT 08/01 No 133, Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (6/1/2013) siang.

Saat ditemukan, Yaniterbujur kaku. Bekas cekikan juga terlihat di leher wanita itu. Salah satu saksi, Bahrudin (50) merupakan Ketua RT 08, mengatakan, saat itu, sekira pukul 10.30, ia sedang menggelar acara pernikahan adiknya, di rumahnya yang berjarak kurang lebih 100 meter dari tempat kejadian. Tiba-tiba, ibu kos korban, Henny (30), datang ke rumah, memberitahukan bahwa di salah satu kamar kosnya tercium bau bangkai. Ia meminta kepada Baharudin untuk menemani membuka pintu kos tersebut. Namun untuk memastikannya, salah satu penghuni kos, mencoba memotret keadaan di dalam kamar kos menggunakan ponsel melalui lobang ventilasi kamar kos bernomor 1 milik korban.

"Pas difoto, ternyata ada gambar darah di lantai, lalu si penguhuninya juga kelihatan sedang selonjoran di tembok, kami curiga penghuninya udah tewas. Tadinya mau kami sendiri yang dobrak pintu, tapi nggak berani, akhirnya kami telepon anggota di Polsek Taman Sari, untuk melaporkan kejadian tersebut," kata Baharudin ditemui di tempat kejadian, Minggu (6/1/2013) sore.

Setelah beberapa petugas kepolisian dari Polsek Taman Sari tiba, pintu pun didobrak. Benar saja, korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Badannya menyender ke tembok dengan kepala menunduk. Kedua kakinya membujur ke depan. Ceceran darah juga terlihat di lantai. Saat itu, korban mengenakan kaos garis-garis putih dan krem, serta bercelana selutut berwarna krem. Di lengan kirinya juga terlihat tato motif bunga.

"Tubuhnya udah menghitam, pipi kanannya lebam, perutnya udah buncit membengkak," katanya.
Dari kabar yang tersebar, korban kemungkinan dicekik oleh pacarnya. Namun, warga tidak mengetahui siapa pacar korban. Sebuah tali rafia juga menurut Bahrudin, terlihat di tembok dekat korban yang terikat di sebuah paku. Korban baru satu minggu menghuni kamar kos tersebut. Korban berasal dari Kalimantan, dan sehari-hari bekerja sebagai wanita penghibur di salah satu klub malam di Hayam Wuruk.

Korban juga dikenal pendiam dan tidak banyak bicara. "Sebelum tahun baru, saya pernah bertemu dia di warung, saya tegur dia karena belum kasih foto kopi KTP untuk pendataan warga saya, dia bilangnya nanti-nanti terus, pas ditemukan, juga KTP nya nggak ada," katanya.

Sementara itu, Linda (21), salah satu penghuni kos, mengatakan, ia pernah berbincang-bincang dengan korban. Namun tidak terlihat memiliki masalah. "Bicaranya gak masalah pribadi, ramah sih orangnya," katanya.

Linda yang tinggal di kamar kos lantai 2 mengaku, sebelum kejadian ia hendak turun untuk mandi. Ia mencium bangkai dan amis di lantai satu dimana kamar kos korban berada. Kemudia ia memberitahukan ibu kosnya.

"Ya ternyata benar, di kamar kosnya itu dia ditemukan tewas, saya nggak tahu dia dibunuh atau bunuh diri, soalnya jarang ketemu, orangnya jarang di kamarnya juga," kata Linda. Sedangkan, Kapolsek Taman Sari, Kompol Maulana Hamdan, mengatakan, dugaan tewasnya korban belum diketahui. Pasalnya, korban ditemukan sudah dalam kondisi membusuk.
"Kami masih menunggu hasil autopsi, dugaanya dan motifnya belum diketahui, karena sulit mengetahui tanda penganiayaan korban yang sudah membusuk," katanya. (suf)

Mengintip Cungkok (Wanita Penghibur Asal China) Di Jakarta
Benarkah cungkok cungkok yang ditemui di club–club malam kawasan Kota hidupnya ceria sebagaimana penampilan mereka setiap berada di club? Kulit mulus, wajah cantik itu, ternyata berasal dari desa-desa terbelakang di China.

Disana latar belakang hidup mereka terseok-seok lantaran siksaan masalah ekonomi. Dan cungkok tak selalu bisa diajak kencan, ada juga yang lurus. Bagaimana kehidupan mereka diluar club? Bagaimana kehidupan mereka dikontrakannya?

Sekumpulan lelaki pemburu kehidupan malam plus-plus, malam itu datang ke sebuah club raksasa di Kota, Jakarta Barat. Mereka bertujuh, semuanya lelaki keturunan China. Usianya berkisar 30 tahunan keatas.

Dalam perbincangan diantara mereka, tertangkap bahwa mereka sedang membicarakan cungkok. Intinya memperbincangkan pesona cungkok, dan kini mereka sedang ‘memburunya’ –entah untuk keberapa kali mereka ‘berburu’. Karena dalam pembicaraan juga tertangkap, masing-masing saling tukar pengalaman saat kencan dengan cungkok di minggu-minggu sebelumnya.

Cungkok memang pesona tersendiri bagi sebagian besar tamu yang menyambangi hedonis yang menyediakan cungkok. Mereka umumnya berkulit putih, itu pasti. Rata-rata tubuhnya jangkung, dan body-nya oke-oke banget, maklum rata-rata mereka masih sangat belia.

Dandanan tak kalah dengan bintang film Hongkong, Korea atau Taiwan. Wangi. Dan mereka selalu berpakaian minim sekali, bahkan tak jarang cungkok di club hanya mengenakan swimsuit, dengan pinggang hanya dililit selendang pendek. Tamu club mana yang tidak tergiur melihat mereka sliweran di depannya sambil sesekali memandang nakal dan menggoda kepada tamu?

Benarkah para cungkok itu seindah penampilan mereka? Sewangi aroma tubuh mereka? Ternyata tidak. Menurut seorang koordinator cungkok di Jakarta, orang yang biasa mengurus cungkok mulai datang dari airport hingga diberikan penginapan, cungkok-cungkok tak seindah penampilannya. “Mereka itu jorok, dan sulit sekali diaturnya,” tutur koordinator tersebut, sebut saja Roni –lelaki keturunan berusia 40 tahunan, asal Tangerang.

Lanjut Roni, memang ada beberapa cungkok yang sudah pintar karena mereka sebelumnya sudah berada di negara-negara diluar negaranya sebelum ke Indonesia. Tapi yang CTL (cungkok tembak langsung) yang langsung datang ke Indonesia, suka membuat mampet lobang air kamar mandi. “Mereka sudah dibilang, kalau habis pakai shampo sachet, jangan dibuang ke lobang air, tapi tetap saja mereka bandel. Ujung – ujungnya lobang air mampet,” tutur Roni.

Itu karena mereka datang dari sebuah latar belakang kemiskinan, sehingga jauh dari perangkat modern. Di Jakarta mereka biasanya ditempatkan disebuah rumah kontrakan ramai-ramai sesama cungkok. Letaknya tak jauh dari Kota, Pluit, Grogol. Maklum kawasan mereka operasi berada di kawasan-kawasan tersebut.

Ada juga yang ditempatkan di apartemen. Dan tinggal di apartemen, buat mereka sesuatu yang betul-betul baru. “Pada mulanya membuka lift mereka harus dibantu.

Belum bicara perlengkapan apartemen berteknologi tinggi, seperti bathtub, shower, rice cooker, blender, harus diajari dengan intensif. Dulu ada cungkok yang tangannya tersiram air panas dari bathtub, ruwet, deh, masalahnya. Yang jelas ia rugi karena tak bisa kerja selama tangannya terluka,” tutur Roni.

Roni yang sudah banyak pengalaman mengajari cungkok, dan sedikit banyak bisa berkomunikasi dengan cungkok, di sisi lain bercerita, “Kalau sempat mengobrol dengan mereka di waktu santai, mereka itu sebetulnya menderita. Mereka mengeluhkan keadaan diri mereka, yang harus terbang menuju ke negeri asing, bekerja seperti itu. Kasihan, lho,” kata Roni.

Ketika ditanya, bagaimana penghasilan mereka, Roni tak bisa menjawab. “Wah, itu saya tak tahu. Saya hanya mengurusnya,” tutur bapak dari dua orang anak ini.

Menurut sumber yang dihimpun POPULAR, para cungkok itu sekali menerima tamu menerima bersih penghasilan Rp.300 ribu. Itu sudah dipotong biaya kontrakan, uang kamar, dana mendatangkan mereka, membelikan baju. Jumlah yang kecil, mengingat mereka setiap menerima tamu dihargai Rp.1.400.000,- harga yang sangat tinggi untuk ukuran penjaja wanita club malam Kota.

Bagi petualang nafsu hedonis, tingginya harga yang mesti dibayarkan untuk menikmati tubuh cungkok bukan hal yang mengagetkan lagi. Semenjak kehadiran mereka dalam kancah bisnis hedonis, khususnya di Jakarta, kurang lebih empat tahun lalu, tarif cungkok relatif turun.

Kendati demikian, kualitas cungkok justru tidak turun. Bahkan, secara kuantitas, para penikmat justru mendapat banyak pilihan. Bukan hanya jumlah mereka yang bertambah, penyebarannya pun semakin luas. Saat ini di Jakarta saja semakin banyak klub-klub hedonis yang menjual jasa mereka.

Jenis profesi yang digeluti cungkok ini pun mulai beragam, tak melulu sebagai pemuas nafsu purbawi semata. Profesi di luar pemuas nafsu yang terakhir didatangkan adalah sebagai terapis atau pemijat di sejumlah pusat kebugaran atau spa. Melengkapi profesi sebagai penyanyi dan penari yang juga tidak terang-terangan sebagai pemuas nafsu.

Menarik untuk disimak, khususnya cungkok yang berprofesi sebagai terapis, ternyata tak semuanya berperilaku hedonis. Cungkok ini benar-benar melakukan tugasnya sesuai dengan jenis pekerjaan dan kewajaran. Adalah Dedi dan Edu, kata panggil saja dua kawan akrab sesama petualang hedonis ini dengan sebutan itu, sama-sama mengalami peristiwa yang membuat mereka seolah tak percaya. Antara mau marah, kecewa, kesal dan frustrasi.

Semua bermula pada sebuah senja seusai bertemu klien di daerah Ancol. Dua sohib ini memutuskan melakukan relaksasi di sebuah spa yang berada di sebuah kawasan pusat perbelanjaan ternama tak jauh dari Ancol.

Usai memarkirkan kendaraan di parkiran basement keduanya langsung menuju lift yang menghantarkan mereka ke lantai tempat spa berada. Di dalam lift sempat terjadi obrolan tentang sejumlah ‘nomor cantik’ dengan seorang security. Maksudnya tentu nomor sebagai penanda wanita-wanita terapis yang bertugas di sana.

Istilah ‘nomor cantik’ merupakan sebutan bagi mereka yang mampu memberi servis bagus, baik wanita lokal maupun cungkok. Tidak jelas betul dari mana sang security tahu kelebihan seorang terapis.

Yang pasti, dalam obrolan singkat itu dia sempat menyebut sejumlah nomor untuk cungkok dan wanita lokal. Hanya saja saat Dedi bertanya mengenai servis bagus yang dimaksud, sang security hanya mengatakan, “Pokoknya top deh bos”, sambil memberi isyarat minta rokok. Sayang, ketika Edu hendak memperjelas, mereka telah sampai di lantai yang dimaksud dan harus segera keluar.

Berbekal informasi nomor yang diberikan security dalam lift tadi, wiraswastawan di bidang percetakan ini akhirnya mencoba menjajal keuntungan. Hanya saja dari beberapa nomor cungkok yang disebutkan hanya tiga yang mereka ingat.

Sayangnya, ketiga cungkok pemilik nomor tersebut baru saja ‘naik’, istilah yang menunjukkan mereka sedang melayani tamu. Akhirnya, keduanya hanya mencoba memilih sendiri nomor yang tersedia setelah meminta rekomendasi kepada resepsionis dan GRO.

“Jangankan mendapat servis ekstra, cungkok terapis itu malah melarang gue melepas seluruh pakaian. Memang, pijatannya bikin badan berasa lebih enak, tapi yang kita cari bukan hanya itu, kan?” sungut Dedi kesal.

“Terapis gue juga begitu, akhirnya gue minta ganti yang lain. Apa yang gue inginkan dapat,” papar Edu.

LURUS. Pengalaman dua sekawan ini mungkin dapat membuka mata para pelanggan spa. Ternyata tidak semua terapis asal China mau melakukan aktifitas beraroma hedonis.

MERCY. Salah satu faktor krusial yang membuat cungkok terkenal dan begitu diminati tak lain karena service-nya. Mereka dikenal dengan layanan yang sangat memuaskan.

Pola Perjalanan Para Cungkok.Wanita penghibur asal China alias cungkok mulanya berlatar belakang white slavery. Umumnya diambil dari wilayah minus seperti Yunnan, Sichuan dan Guizhou. '/>

wanita penghibur tangerang

hati hati Tempat Hiburan Malam Citra Raya Dirazia, 46 Orang Diamankan
Para PSK dan preman yang terjaring operasi Pekat tengah di data di Mapolsek Cikupa.(Agm).
Kabar6-Kepolisian Resor Kota Tangerang kembali menggelar operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) ke sejumlah tempat tempat hiburan malam dikawasan Perumahan Citra Raya, Desa Cikupa, Kabupaten Tangerang, Kamis (23/5/2013).

Dalam operasi kali ini, polisi sukses menjaring 41 wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 5 preman dari Karaoke Man Nam dan Four Season serta sebuah lokasi biliard. Para PSK dan preman itu kemudian digelandang ke Mapolsek Cikupa.

Kapolsek Cikupa Kompol Brismen Daniel Simanjuntak mengatakan, operasi Pekat dan cipta kondisi ini digelar dalam rangka menjawab tuntutan masyarakat yang resah terhadap tempat-tempat hiburan malam dengan suguhan wanita pemandu karaoke serta minuman keras (meras).

"Informasi yang kami terima dari masyarakat, bahwa di tempat karaoke tersebut juga menyajikan seks dan miras. Inilah yang membuat masyarakat resah," ungkap Daniel kepada kabar6.com.

Dari pengamatan Brismen, tempat-tempat hiburan dengan sajian wanita dan miras adalah yang melatar belakangi tingginya penyakit masyarakat. "Warga yang kami duga preman tidak bisa menunjukan KTP turut kami amankan," terang Kapolsek.(Agm)

hati hati Petugas Satpol PP Tangsel, Segel 6 Panti Pijat Plus-Plus
Petugas Satpol PP Kota Tangerang Selatan, saat merazia sejumlah panti pijat, Jum'at (07/06/2013).
Petugas Satpol PP Kota Tangerang Selatan, saat merazia sejumlah panti pijat, Jum'at (07/06/2013).
TRUSTKOTACOM – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan, Jum’at (07/06/2013) malam, merazia sejumlah panti pinjat yang disinyalir kerap dijadikan tempat praktik prostitusi. Dalam razia tersebut, petugas berhasil menyegel 6 tempat yang tidak dilengkapi dengan surat izin usaha.

“Kami menyisiri berbagai tempat panti pinjat yang ada di wilayah Kota Tangsel. Sejauh ini ada 6 tempat yang kami segel, karena selain tidak dapat menunjukan izin, kami juga menemukan sejumlah wanita berpakaian sexy di tempat tersebut,” kata Taufik Wahidin Kasi Hiburan Satpol PP Kota Tangerang Selatan, kepada trustkota.com.

Menurutnya, selain operasi rutin, razia tersebut juga dikarenakan banyaknya laporan warga yang merasa resah dengan keberadaan sejumlah bisnis esek-esek berkedok kesehatan tersebut.

“Selain operasi rutin, kami juga menerima beberapa laporan warga, mengenai maraknya panti pijat yang berada di pemukiman padat penduduk yang diduga kerap dijadikan tempat prostitusi,” paparnya. (ges) '/>

tempat wanita malam surabaya

Melirik ‘Wisata Prostitusi’ Kota Surabaya (Bagian 1)

Oleh: Muhammad Choirul A.
Larut malam di Surabaya, saat kebanyakan orang tengah tertidur pulas, terdapat tempat-tempat yang tiap malamnya tetap beraktivitas layaknya siang hari. Di beberapa tempat tersebut, beberapa wanita bertubuh seksi dengan pakaian minim menunggu pria-pria yang sedang mencari pasangan untuk memenuhi kebutuhannya akan seks. Di beberapa lokasi lainnya, ada wanita-pria (waria) yang juga menawarkan jasa untuk melayani ‘tamu’nya.

Ya, tempat-tempat itu merupakan tempat prostitusi yang banyak tersebar di kota berjuluk Kota Pahlawan. Di antara tempat-tempat tersebut ada yang legal karena berada dalam suatu kawasan yang telah mendapat izin mendirikan bangunan yang digunakan sebagai tempat prostitusi. Lainnya? Ilegal tentu saja. Terletak  di pinggir sungai, rel kereta api dan di kawasan pemakaman.

Sebagai arek Suroboyo, saya tentu tahu sedikit-banyak tentang keberadaan lokalisasi-lokalisasi

tersebut. Beberapa tempat lokalisasi yang ada di Ibukota Provinsi Jawa Timur itu seperti Dolly, Jarak, Bunderan Waru, Stasiun Kereta Api (KA) Wonokromo, Makam Kristen Kembang Kuning, Moroseneng, Stasiun KA Kandangan-Banjar Sugihan, Stasiun KA Tandes, Kremil, Bangunsari, Irian Barat, dan mungkin masih banyak lagi lokalisasi yang belum saya ketahui.

Malam itu (22/09), saya bersama beberapa wartawan Perspektif memutuskan untuk jalan-jalan menelusuri beberapa lokalisasi. Selain untuk mengamati fenomena sosial di kawasan tersebut, jalan-jalan ini juga sekaligus untuk memuaskan rasa penasaran dari beberapa wartawan Perspektif yang berasal dari luar Surabaya. Intinya, kami ingin tahu dan ingin menjamah secara langsung lokalisasi yang ada di Surabaya.

Kami awali perjalanan dengan mengunjungi Bunderan Waru. Di tempat ini, banyak waria yang menawarkan jasa di pinggir jalan dan di dalam semak-semak Bunderan Waru. Di antara semak-semak dan pepohonan, ada satu tenda kecil yang digunakan para waria untuk melayani tamunya secara bergantian. Sesekali terlihat pria yang sedang melakukan tawar-menawar dengan waria di pinggi jalan.

Meski terlihat seperti wanita karena memiliki buah dada, kebanyakan waria di sini masih belum sanggup menutupi ciri-ciri fisiknya sebagai seorang pria. Terlihat jelas otot lengan dan kakinya yang besar, juga raut wajah yang masih menunjukkan sisi maskulinitas.

Saya sempat berbicara dengan salah seorang waria. Kami duduk di trotoar jalan, sekadar basa-basi dan berbagi rokok. Awalnya ia mengira saya hendak menyewa dan menggunakan jasanya. Namun setelah saya mengatakan ingin sedikit melakukan wawancara, waria yang memiliki tato di lengan kanannya itu menolak, lalu pergi.

Perjalanan kami lanjutkan ke Stasiun KA Wonokromo. Situasi malam hari di sepanjang rel sangat berbeda dengan siang hari. Jika pada pagi hingga sore hari kawasan ini ramai oleh para penumpang dan petugas stasiun KA, malam harinya kawasan ini diramaikan oleh Pekerja Seks Komersial (PSK). Kebanyakan PSK di stasiun ini sudah tidak muda lagi. Itu terlihat dari raut wajah serta lekuk tubuh mereka yang tak lagi molek. Mereka ditemani para pria hidung belang, serta segerombolan orang yang sedang bermain judi.

Di tempat ini terdapat beberapa tenda dan warung dengan pencahayaan yang minim dari lilin kecil. Tenda-tenda yang terbuka di bagian depan dan belakangnya ini rupanya menjadi tempat para PSK melakukan pijat ‘plus-plus’. Ada juga beberapa tenda tertutup yang digunakan para PSK untuk berhubungan seks dengan tamunya secara bergantian. Sekali masuk tenda, para PSK dikenai biaya Rp 5 ribu oleh pemilik tenda.

Suasana di sini sangat kaku. Tak ada canda dan tawa sama sekali. Banyak orang mabuk dengan paras yang menyeramkan. Di tengah rasa ketakutan, kami memberanikan diri untuk terus berjalan hingga berhenti di sebuah warung. Pemilik warung tersebut adalah seorang pria (sebut saja namanya Paijo). Sepertinya ia orang baik-baik. Warung tersebut  hanya menyediakan makanan dan minuman, tidak menyediakan PSK seperti mayoritas warung lain di lokasi tersebut.

Kami sempat ngobrol dengan pemilik warung ini. Menurutnya, tarif PSK di sini berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu untuk sekali crot (istilah untuk berhubungan seks bebas dengan PSK di wilayah ini). Kebanyakan PSK di Stasiun KA Wonokromo merupakan pendatang dari luar Kota Surabaya. “Ada yang nge-kos di sekitar sini, ada juga yang tiap hari pulang-pergi dari kota asalnya. Ada dua orang (PSK, Red) dari Jombang yang kalau sore naik kereta ke sini, paginya balik lagi ke Jombang naik kereta

yang shubuh,” papar Paijo. Pria ini juga mengungkapkan, bahwa setiap hari ada oknum polisi berpakaian preman yang meminta pungutan di lokalisasi liar tersebut

Surabaya, surga hiburan malam
KALAU soal jumlah pemasukan lewat pajak hotel dan restoran (PHR), boleh jadi Pemkot Surabaya kalah dengan Badung. Badung tahun 2001 mendulang Rp 314 milyar lebih, sedangkan Surabaya hanya Rp 49 milyar lebih. Namun, soal rekreasi dan hiburan umum, nanti dulu. Buktinya, pajak hiburan di Surabaya tahun 2001 mencapai Rp 7,5 milyar, sedangkan Badung baru Rp 1,5 milyar.

Soal hiburan malam di kota buaya ini memang sorganya. Segalanya tersedia. Mulai hiburan ringan, klub malam, bar, karaoke sampai yang high class dengan fasilitas lengkap tersedia. Hampir semua restoran menyediakan penyanyi yang siap dipanggil kapan saja. Cukup dengan Rp 300.000, penyanyi klub malam sudah siap menghibur. Bahkan kalau pintar merayu, bisa di-booking. Begitu pula karaokenya, hampir sama dengan Bali. Terasa tak lengkap kalau tak ada CO-nya (cewek orderan).

Sekadar jalan-jalan atau melihat suasana malam di kota buaya memang tak akan bosan, menikmati apalgi. Kalau mau yang kelas murahan, tengoklah tempat hiburan malam di kampung Doly. Ada semacam ''akuarium'' yang berisi wanita-wanita yang siap melayani pelanggan. Karena seperti akuarium, maka orang yang lewat bisa ''membeli'' atau sekadar cuci mata. Kampung ini memang terkenal dan selalu ramai siang malam. Tetapi bagi mereka yang ingin masuk lebih dalam, setidaknya Rp 100.000 sudah mendapat segalanya. Bahkan, masih ada susuk. Mulai dari minuman ringan, camilan ringan termasuk berkencan. Namun, bagi yang merasa risi dengan ceweknya, misalnya khawatir tertular penyakit seksual, bisa menolak ajakan kencan atau gunakanlah kondom.

Bagi yang berduit bisa meninjau sebuah kompleks ruko yang cukup megah di Kawasan Darmo. Darmo Park namanya. Sebuah ruko bertingkat seluas 1 hektar. Di sini sudah komplit tersedia. Mulai dari salon (lantai I), pijat plus (II), sampai ruang untuk bermalam (III). Sepintas melihat dari jalan, tampak cewek-ceweknya lebih berani. Begitu berada di depan jalan, CO dengan pakaian minim menantang sudah siap menyapa. Mereka pun sudah menyiapkan atraksi khusus agar tamu dengan suka rela bisa singgah ke dalam.

Dari sejumlah informan yang biasa mengantar tamu ke sana, untuk sebuah layanan short time cukup Rp 150.000 s.d. Rp 200.000, sudah komplit. Mulai dari pijat biasa sampai pijat plus dilayani. Bagi yang malas, enggan jalan-jalan keluar hotel, jangan kaget, cukup pesan di operator, tamu ''tak diundang'' siap menggedor pintu kamar melayani keperluan Anda. Itulah Surabaya yang menyediakan sekitar 200 karaoke, pub, kebugaran, salon kecantikan, pijat dengan 20 diskotek. Sayangnya, jumlah diskotek itu dibatasi lagi sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Surabaya Drs. EC Muhtadi, M.M. karena sudah mendekati jenuh.

Tak Tertarik Bugil
Fasilitas hiburan -- terutama hiburn malam -- di Surabaya memang lebih banyak dan bervariasi. Di Badung, kata Kadis Pariwisata Oka Darmawan, S.H. Rabu (22/5) kemarin di Kuta, karaoke 10 buah dengan satu diskotek. Tampaknya yang lebih banyak justru salon kecantikan dan spa 58 buah, pusat kebugaran 12, panggung pertunjukkan 15, panti pijat 10, pijat refleksi 3, bola ketangkasan 9.

''Kalau karaoke sejak tahun 2001 agak sepi,'' katanya. Bagaimana dengan tarian bugil yang sempat dihebohkan itu, Oka Darmawan mengaku belum ada karaoke yang khusus menyediakan itu. Tetapi kalau sekadar cewek berpakaian tipis dengan perpaduan lampunya, ada karaoke yang menyediakan. ''Tetapi itu tak banyak, karena daya tarik pariwisata bukan itu,'' kilahnya tanpa merinci.

Soal tarian bugil, dia meyakinkan wisatawan mancanegara tak tertarik karena kebiasaan telanjang sudah lazim di negaranya. Namun yang namanya pariwisata, menjual image serta keunikan suatu kawasan tetap diperlukan sebagai bagian Sapta Pesona. ''Tetapi bukan tarian bugil lho,'' selorohnya.

Oka Darmawan tak memungkiri kondisi objektif hiburan malam di Badung masih sampai pukul 03.00 dini hari, karena menjelang tengah malam tamu-tamu baru datang ke tempat hiburan. ''Yang penting etika dengan tetangga tetap diperhatikan, misalnya suara tak terlalu keras,'' ujarnya. Semua keluwesan itu diberikan agar wisatawan merasa nyaman. Sebuah kiat menyiasati ketatnya persaingan antardestinasi. '/>